Dua tahun terakhir aku
terbiasa menggoreskan penaku dalam sebuah lembaran kertas putih yang tak
mungkin lagi dapat kuhitung, sajak demi sajak syair kutulis dalam sebuah
catatan kecil, baris demi baris kurajut hingga terbentuklah untaian paragraf.
Disela hariku sengaja kusimpan rentetan kejadian yang terasa begitu
berkesan. Senang, duka ,lelah ataupun letih menjadi penghias hari-hariku yakni
dalam perjalanan menggapai ilmu tuk kujadikan tiang bekal hidup menyongsong masa
depan yang jauh lebih baik.
Juli, 2011, pertama kali
kulangkahkan kaki dalam sebuah ruang kelas yang tersusun begitu rapinya.
terlihat lukisan-lukisan para pahlawan terpajang kokoh ditiap sudut
dinding, coretan tinta hitam masih berbekas pada dinding papan yang nampak
cukup lama ditinggal oleh para penghuninya, didepan kelas terlihat sekali
taplak meja usang menyelimuti sebuah meja berwarna coklat dengan berhiaskan vas
bunga yang sudah tak enak lagi dipandang mata. Disitu kumencoba bersandar
pada salah satu kursi sembari mengusap debu yang menempel dipermukaan.
Sejenak aku terdiam, termenung
memandangi arah selelilingku. Namun pada akhirnya terpaku kearah pintu gerbang
yang bertuliskan "MAN BANGKALAN", seraya mengambil nafas panjang dan
berfikir disinilah kumantapkan hati mencari sejuta ilmu yang mungkin bisa aku
raih. Dibalik kelas X-4 aku timba lembar demi lembar buku pelajaran,
menggoreskan pena, serta bercanda tawa menghabiskan tiap hariku bersama senyum
manis mereka yang hampir tak penah berhenti kulihat, bersama mereka kami
kami satukan tekad dan juga bersama mereka aku bisa mengenal arti seorang
sahabat, cinta serta kasih sayang.
Pagi itu seperti biasa, aku
terbangun seiring dengan kicauan burung-burung kecil, embun pagi menetes ditiap
dahan pucuk, ditemani sinar mentari yang menembus jendela kamar. Kubuka
jendela kamarku serasa berharap Allah SWT. memberikan anugerah yang bisa kuraih
hari ini. Seperti biasa dengan hiasan kerudung putih, baju lengan panjang
serta rok abu-abu yang menutupi hingga mata kaki kuberjalan menyusuri jalan
berliku mencerminkan kepribadian seorang muslim yang menjungjung tinggi syariat
agama nabi Muhammad SAW, berjalan anggun sebagai seorang ummat yang taat
dan patuh menjalankan perintah agama-Nya.
Setiap hari lagkah demi
langkah kutapaki jalanan kota, menyusuri beragam rambu-rambu penghias jalan
raya . Terlihat kiri-kanan begitu banyak kendaraan berlalu lalang
melewati jalanan, suara desiran ban, klakson mobil, serta asap kendaraan
menjadi bumbu penyedap hidangan pagiku, bersama ketiga temanku kami mulai
meretas asa mencari kumpulan sinar terang yang mampu menghapus kumpulan awan
kelabu berharap akan datangnya secercah cahaya bersinar bak sinar rembulan
malam yang mampu menyinari setiap sudut bumi........ seperti itulah cita-citaku
menjadi insan yang berilmu dan beriman.
http://auliayamasitha.blogspot.com/2012/12/man-bangkalan_5539.html
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar